FRESHWATER PLAZA : Emergent Architecture

on Minggu, 08 Maret 2009

Terkait dengan pertanyaan di post sebelumnya mengenai architecture emergent maka mari kita tilik sebentar mengenai salah satu proyek bangunan emergent architecture, yaitu Freshwater Plaza.

Proyek ini termasuk salah satu proyek Abu Dhabi yang dimulai pada tahun 2008. Proyek ini dikerjakan oleh Josh Sprinkling, Ana Kerdel, dan Peter Cha. Tom Wiscombe menjadi penasihat di proyek ini.

Wow...itu kata- kata pertama yang keluar mengenai proyek ini. Dari sisi bentuk bangunan ini sudah mengesankan. Tetapi apa yang lebih mengesankan lagi adalah mengenai konsep proyek ini.

Desalinasi Air atau proses mengurangi kadar garam dalam air (sehingga air laut dapat digunakan). Inilah inti seluruh bangunan ini. Semua bagian berkaitan dengan satu konsep utama ini. Atau menurut pandangan saya, bangunan inilah desalinator itu sendiri.

Oke. Sekarang kita tilik satu persatu bagian dari bangunan ini :

Bagian ini merupakan bagian di mana air laut masuk. Air laut yang masuk akan disemprotkan ke dalam bagian ini dimana di dalamnya berisi dengan udara hangat.

Atap kaca yang ada tidak hanya digunakan sebagai tempat masuknya cahaya tetapi lebih difungsikan untuk memberikan kehangatan tambahan pada pipa - pipa tempat air laut masuk tadi. Karena suhu yang mencukupi, maka udara di dalam pipa semakin bertambah lembab.
Pipa penuh dengan udara yang lembab tadi berpindah ke pipa kapiler. Di dalam pipa ini, udara dikondensasikan menjadi air kembali dan langsung menuju tangki penyimpanan air yang terdapat di basement.

Sebelum mengakhiri postingan ini ada baiknya mengetahui latar belakang dari desain bangunan ini. Bangunan ini merupakan bangunan public space dengan konstruksi dan struktur yang fungsi utamanya sebagai desalinator air. Hal ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran manusia akan betapa berharganya air selain juga menunjukkan bahwa pemikiran biologi untuk memecahkan masalah global.

sumber :
http://emergentarchitecture.com/projects.php?id=21
sumber gambar:

http://emergentarchitecture.com/project_images/project_21/large2.jpg
http://emergentarchitecture.com/project_images/project_21/large5.jpg
http://emergentarchitecture.com/project_images/project_21/large6.jpg
http://emergentarchitecture.com/project_images/project_21/large7.jpg

Emergent Architecture

on Sabtu, 07 Maret 2009

Konsep emergence merupakan konsep yang saat ini sedang berkembang tidak hanya di bidang sains tapi arsitektur juga. Pada tahun 1999, dibentuk emergent architecture oleh Tom Wiscombe. Apa itu sebenarnya emergent architecture?

Emergent architecture dibentuk untuk meneliti mengenai persoalan struktur, cara membangun, dan hal mengenai material dengan cara membangun. Tidak hanya ilmu arsitektur dan struktur yang dimasukkan ke dalamnya tetapi juga ilmu -ilmu disiplin lain seperti biologi, logika, sains dan bidang lainnya. Hasilnya adalah arsitektur yang memiliki peformansi, spasial, dan atmosfer.

Pemikiran utama dari emergent architecture ini adalah cara berpikir dari segi biologi. Biologi jelas bukan arsitektur. Alam tidak peduli mengenai form following function atau function following form, tetapi mengenai interaksi, mutasi, dan hubungan timbal balik. Kesemuanya ini menghasilkan bentukan model alam yang elegan dan sangat indah. Contoh :
hiu winghead


hiu hammerhead


Hiu hammerhead memiliki bentuk yang sedemikian rupa karena mutasi gen yang terus menerus untuk memperbaiki fungsi. Hiu hammerhead yang pertama adalah hiu winghead. Perbedaan fisik antara keduanya menunjukkan bahwa hammerhead mengalami perkembangan untuk menyesuaikan dengan kondisi alam sehingga menjadi lebih efektif dalam mencari mangsa. Tetapi, hiu hammerhead tidak pernah mengerti mengenai berbagai perkembangan fisiknya itu sendiri.

Untuk dapat menghasilkan hasil karya yang seperti itu maka diperlukan cara kerja yang dinamis pula dengan kata kunci 'emergence' dalam hal ini. Emergence menawarkan pada arsitektur sebuah pola yang tidak terduga dan tidak mampu diperkirakan tetapi tetap koheren. Emergence menunjukkan bahwa arsitektur terdiri dari komponen - komponen yang berhubungan satu sama lain dan selalu bertukar informasi. Dapat dikatakan bahwa arsitektur bahwa gabungan dari bagian - bagian arsitektur itu sendiri. Sama seperti tubuh manusia yang terdiri dari sel - sel dimana sel - sel terdiri dari molekul - molekul atau meja kayu yang terdiri dari partikel - partikel.

Pola pikir seperti ini, yaitu cara pikir dari segi biologi, membawa emergent architecture untuk menemukan cara baru dalam integrasi sistem, dokumentasi struktur, dan konstruksi sehingga membentuk bentukan - bentukan yang emergent, seperti contoh di bawah ini :


Arsitektur dan Emergence

on Jumat, 06 Maret 2009

Setelah tau apa itu emergence, yang menjadi permasalahan apakah arsitektur termasuk sesuatu yang emergence? Maka perlu ditilik dari awal bagaimana arsitektur itu terbentuk. Arsitektur terbentuk karena adanya kebutuhan. Kemudian muncul berbagai ragam arsitektur yang kita kenal sampai sekarang. Mulai dari arsitektur gotik, renaissance, baroq, modern, post modern, dsb.

Apa yang sebenarnya memicu beragam bentuk arsitektur ini? Tidak lain dan tidak bukan adalah pemikiran, ide, dan konsep yang terus berubah mengikuti perkembangan kebutuhan manusia. Saat manusia melihat kebutuhan akan seni estetis, maka terbentuk ragam seperti gotik dan berbagai kemegahan bentuk bangunan atau arsitektur fasad di eropa. Kemudian saat manusia melihat kebutuhan akan ruang dan fungsi, maka terbentuk arsitektur modern. Begitu seterusnya sampai sekarang ini. Bukan tidak mungkin arsitektur akan kembali ke jaman batu.

Apa yang sebenarnya dapat disimpulkan dari hal di atas? Arsitektur selalu berevolusi. Ya dan evolusi merupakan sesuatu yang emergence. Orang tidak dapat memprediksi bagaimana arsitektur ke depannya. Akan seperti apakah arsitektur ke depannya. Ketidakpastian dan keberagaman serta perkembangan disiplin ilmu lain terus membayangi arsitektur. Maka, dapat dikatakan bahwa arsitektur adalah emergent.

Tapi tidak hanya itu saja. Arsitektur juga dapat dikatakan emergent karena proses desainnya. Proses desain arsitektur adalah sesuatu yang dinamis. Tidak melulu berhadapan dengan aturan - aturan yang membatasi. Ide yang muncul tidak dapat diprediksi. Mungkin saja kita sedang tidur dan mengalami mimpi buruk kemudian kita mendapatkan ide dari hal tersebut. Hal tersebut tidak disangka - sangka dan hasilnya pun tidak dapat diprediksi. Setiap orang, setiap arsitek, memiliki idenya sendiri - sendiri, desainnya sendiri - sendiri yang berbeda satu sama lainnya. Kedinamisan dan perbedaan inilah yang membawa arsitektur menjadi emergent.

Practical Emergence

on Kamis, 05 Maret 2009

Emergence merupakan suatu konsep baru. Konsep ini tidak dapat didefinisikan secara jelas. Menurut Nuttal Standard Dictionary (Wood, 1916) bahwa emergence dan emergency memiliki definisi yang sama, yaitu penampakan tiba- tiba, even yang tidak diperkirakan. Sedangkan menurut Goldstein, emergence merupakan proses dari sesuatu yang baru dan struktur yang koheren, model, dan properti selama proses dari pengorganisasian diri di dalam suatu sistem yang kompleks.

Kekompleksan semacam ini merupakan hasil dari suatu yang tidak diprediksi sebelumnya. Sesuatu yang keluar jalur. Hal seperti ini yang menjadikan hasil yang diinginkan lebih atau kurang dari yang diinginkan. Contoh :

Sarang termit berbentuk seperti gambar di atas bukan terjadi karena kehendak koloni termit yang mendiaminya. Koloni termit yang ada hanya menginginkan sarang yang tidak hanya dapat difungsikan sebagai tempat hidup tetapi juga bisa mengumpulkan air dari proses kondensasi. Bentuk sarang yang terjadi tidak dapat diperkirakan.

Mophius strip merupakan contoh lain dari fenomena emergence di matematika. Mophius strip hanya memiliki satu sisi dan satu permukaan saja. Hal semacam ini tidak akan ditemukan pada komponen lain. Selain itu, Mophius Strip dikonstruksikan dengan set yang terdiri dari 2 buah sisi, 3 buah sudut, dan permukaan berbentuk segitiga. Hal semacam ini tidak dapat diprediksikan sebelumnya bagaimana 2 buah sisi menjadi 1 sisi dan 3 sudut menghilang.

Dalam arsitektur, pola perilaku emergence menjadi sesuatu yang perlu diperhitungkan dalam mendesain. Sebuah bangunan bisa memiliki bentuk yang lebih baik / lebih buruk bila dilihat dari sisi bentuk. Begitu pula dari sisi fungsi, bahwa bangunan bisa tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan memperhitungkan practical emergence yang terjadi maka hal semacam ini akan dapat diminimalkan.

Analisa mengenai practical emergence ini samapai sejauh ini masih bergantung pada penggunaan analisis komputer. Ya karena kekompleksan yang dihasilkannya maka practical emergence memerlukan analisa yang teliti. Analisa ini didasarkan pada rules yang diprogram sebelumnya.Kebanyakan akan menghasilkan pola yang rumit.

Yang menjadi pertanyaan bagaimana arsitektur dapat mewadahi pola perilaku yang rumit ini? Maka jawaban yang paling realistis adalah dengan menyederhanakannya dan membatasi pola perilaku apa yang bisa diwadahi sesuai dengan fungsi bangunan arsitektur tersebut.

sumber :
Williams, C.J.K, Kontovourkis, 2008. Practical Emergence. In : Littlefield, David. Space Craft : Developments in Architectureal Computing. RIBA Publishing, pp. 68-81
sumber gambar :
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/73/Termite_Cathedral_DSC03570.jpg/260px-Termite_Cathedral_DSC03570.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d9/M%C3%B6bius_strip.jpg/250px-M%C3%B6bius_strip.jpg


Prospek Arsitektur Digital

on Senin, 23 Februari 2009

Arsitektur digital memiliki prospek yang cukup menjanjikan dikemudian hari. Hal ini dikarenakan arsitektur digital memiliki banyak kelebihan.

Menurut pengertiannya, arsitektur digital dapat dikatakan sebagai sebuah jalan alternatif dalam proses mendesain suatu karya arsitektur. Yang sering kali kita lihat sebagai penggunaan perangkat komputer. Hal inipun jelas memiliki nilai-nilai positif yang sebelumnya tidak bisa didapatkan atau mungkin dilakukan dengan menggunakan cara freehand drawing. Beberapa keuntungan tersebut antara lain:
  1. Memungkinkan Arsitek untuk berkreasi lebih berani. Dengan proses desain yang serba digital, seorang arsitek disuguhi berbagai macam tool yang sifatnya mempermudah dalam proses desain mendesain. Contoh yang paling simpel adalah tool 'save' yang dapat ditemukan dalam berbagai software mendesain. Arsitek tidak akan takut salah dan mencoba sesuatu yang baru karena kalaupun desain yang dihasilkan tidak sesuai, ia tinggal meload pekerjaannya yang telah disimpan sebelumnya.
  2. Mampu mengikuti perkembangan dan tuntutan jaman. Pekerjaan yang dilakukan dengan perangkat komputer biasanya akan disave dengan ekstensi file tertentu. File-file ini dapat dengan mudah ditransfer ke perangkat komputer lain bahkan perangkat elektronik lain di seluruh dunia yang mensupport bentuk file tersebut. Inilah mengapa arsitektur dikatakan dapat menjawab tuntutan jaman yang semakin cepat dengan tidak terbatas ruang dan waktu.
  3. Memudahkan Arsitek dalam menganalisa hasil rancangannya. Software - software komputer yang ada sudah mampu memberikan analisa terhadap suatu rancangan arsitektur. Dengan memberikan perimeter-perimeter yang dibutuhkan dan tepat, maka software tersebut dapat menganalisa berbagai hal, seperti tingkat kenyamanan, frekuensi cahaya masuk, suhu ruangan, dan lain sebagainya. Contohnya adalah program Ecotect. Dengan membuat bentukan bangunan secara garis besarnya saja maka data-data tersebut di atas dapat dianalisa. Hasil analisa tersebut tentu saja dapat menjadi patokan apakah karya rancangan tersebut cukup bagus atau tidak.
  4. Hasil desain yang didapat lebih real. Penggunaan software 3D membuat hasil karya arsitektur dapat memberikan efek ketebalan, bayangan, dan tekstur material yang mendekati sesungguhnya. Dengan hasil yang lebih real, maka kemungkinan perbedaan / kesalahan antara gambar dan produk sesudah jadi pun bisa diminimalkan.
Dari empat hal di atas sebenarnya dapat diambil satu intisari, yaitu memudahkan arsitek itu sendiri, baik dalam proses mendesain, analisa, presentasi dan lain sebagainya. Ya. Dapat dikatakan bahwa alternatif cara mendesain ada dikarenakan adanya pemikiran bahwa cara konvensional kurang efektif dan arsitektur digital adalah solusinya.

Opening

on Minggu, 22 Februari 2009

Hari ini Jam ini Menit ini dan detik Ini blog digitalarchitecture-mario resmi dibuka.

Blog ini dibuat dalam rangka mendalami mata kuliah arsitektur digital. Dengan kata lain, apa yang tercantum dalam blog ini belum tentu benar. Kemungkinan banyak berisi pendapat saya belaka. Jadi sangat diharapkan kritikan dan saran dalam setiap posting-posting di kemudian hari. Sehingga pada akhirnya blog ini dapat berguna bagi semua orang, bangsa, dan negara.

Turn it on!